Bahasa Karo merupakan bagian dari rumpun bahasa Batak utara, sehingga mirip dengan bahasa Batak Pakpak dan bahasa Alas-Kluet. [6] Bahasa tersebut tidak dipahami oleh penutur bahasa Batak selatan, seperti Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. [6] Dialek[ | sunting sumber. Ada beberapa dialek dalam bahasa Karo, yaitu Karo timur dan
Kepercayaan orang Batak dahulu (kuno) adalah kepercayaan kepada arwah leluhur serta kepercayaan kepada benda-benda mati. Benda-benda mati dipercayai memiliki tondi (roh) misalnya: gunung, pohon, batu, dll yang kalau dianggap keramat dijadikan tempat yang sakral (tempat sembahan). Orang Batak percaya kepada arwah leluhur yang dapat menyebabkanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur cerita rakyat Batak Toba huta silahisabungan dan mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, mengutamakan makna dan konteks, menuntut peran peneliti yang tinggi.
Derasnya pengaruh dari etnis-etnis di sekitarnya mengakibatkan beberapa bagian dari bahasa Batak Simalungun menggunakan bahasa Melayu, bahasa Batak Karo, bahasa Batak Toba, dan sebagainya. Penggunaan bahasa Batak Toba sebagian besar disebabkan penggunaan bahasa ini sebagai bahasa pengantar oleh penginjil RMG yang menyebarkan agama Kristen pada
Baca Juga Cara Belajar Bahasa Batak. Kisah Batu Gantung ini berlanjut dengan kedatangan orang tua Seruni. Mereka bingung bagaimana cara menolong Seruni. Anehnya, Seruni justru berkata “Parapat, parapet” berulang kali terhadap batu-batuan di sekitarnya. Seiring ia berkata “parapat” bebatuan di sekitarnya tiba-tiba bergerak dan saling